Tuesday, October 18, 2011

Sumpah, Cara Perekrutan Kuli Di Indonesia Memang Bodoh

Benar-benar mutlak bodoh. Feses lah!!! Kenapa sih tes masuk kerja selalu dimulai dengan psikotes? Kenapa tidak langsung tes teknikal pekerjaan? (Lho kok gitu?) Ya iya dong, toh pada akhirnya, penentunya adalah tes teknikal pekerjaan. Meskipun nilai psikotes selangit, tetap saja akan gagal kalau teknikal pekerjaannya tidak memuaskan. Jadi ikutan psikotes adalah perbuatan sia-sia, kalau akhirnya gagal maning gagal maning. Tapi tidak ikutan psikotes juga salah karena pasti tidak boleh ikut ke tes berikutnya.

Saya benar-benar kecewa obesitas. Bagai mana tidak, baru kali ini skor psikotes saya adalah yang terbesar di antara para peserta tes. Bangga banget guwe. Belum pernah mengalami ini sebelumnya. Dan itu merupakan modal yang bagus untuk memelet hati user.

Ee.., tapi lain cerita. User datang dengan muka sepet, wawancara juga dengan muka yang sepet, dan mengakhiri wawancara juga dengan muka yang sepet pula. Yang pada intinya beliau meragukan kemampuan teknik saya. Hehehe.., hal itu wajar sih, karena saya memang tidak bisa menjawab pertanyaan teknikal dari dia. :D Dan di antara semua peserta tes, kali ini saya mendapatkan poin paling bawah.

Tapi ya itu tadi di paragraf-1. Kenapa tidak mulai dengan teknikal, kan lebih cepat proses penyaringannya. Dari pada teknikal di taruh di akhir-akhir. BUANG-BUANG WAKTU saya tahu!!!

2 comments:

Basithium Fightereae said...

setuju! saya juga gagal di psikotest, mungkin karna karakter saya yang aneh.. ya wis lah

Admin said...

@Basithium Fightereae, cobain perusahaan PMA yg group brow, setahu saya jarang pake psikotes, langsung teknikal pekerjaan. Walau gagal, tapi pulang2 bawa ilmu karena mereka sharing otak mereka ke kita.

Tidak seperti perusahaan lokal, pulang2 tes bawa amarah & sumpah serapah :D

Post a Comment